Jeruk merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang banyak disukai masyarakat. Sebagai bahan pelengkap utama dalam penunjang gizi keluarga, rasanya segar dan banyak mengandung vitamin C dan vitamin A. Karena banyak disukai dan pemasarannya cukup baik, maka upaya pengembangan jeruk ini menjanjikan keuntungan bagi petani.Tanaman jeruk termasuk tanaman yang peka terhadap penyakit, dan daerah-daerah sentra produksi jeruk di Indonesia pernah mengalami kegoncangan dengan adanya serangan hama CVPD. Usahatani merehabilitasi jeruk ini telah dilakukan, baik secara swadaya petani maupun dengan bantuan dana stimulasi dari dana proyek.Kunci keberhasilan dalam merehabilitasi usahatani jeruk terletak pada ketetapan pemilihan bibit. Bibit yang digunakan harus bibit yang baik dan bebas penyakit yang berasal dari perbanyakan klonal tunggal. Syarat bibit Jeruk yang baik adalah sebagai berikut:

  1. Tidak mengandung penyakit atau bebas CVPD
  2. Berasal dari penangkaran yang dikontrol oleh petugas BPSB dan entresnya dari BPMT jeruk.
  3. Pertumbuhan visualnya baik dan subur serta sehat.
  4. Berasal dari batang atas yang mempunyai produksi tinggi dan batang bawah dengan perakaran luas dan kuat.
Bibit sebagai cikal bakal tanaman sangat menentukan tingkat keberhasilan usahatni jeruk. Penggunaan bibit yang bermutu memberikan peluang untuk keberhasilan budidaya jeruk.
Kesalahan dalam pemilihan bibit, dampaknya akan terlihat setelah selang beberapa waktu. Dampaknya akan dirasakan oleh baik petani itu sendiri maupun bagi masyarakat disekitarnya yang berusaha tani jeruk. Bibit jeruk bebas penyakit yang dibudidayakan akan memberikan hasil sesuai dengan yang diinginkan jika kondisi lingkungan yang diinginkannya terpenuhi. Kondisi lingkungan yang diinginkan diperoleh dengan cara:
  • Pengaturan jarak tanam
  • Pemupukan
  • Pengairan dan Pengendalian gulma
  • Pemangkasan
  • serta Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengaturan Jarak Tanam
Jarak tanam diatur agar cahaya cukup tersedia bagi pertumbuhan tanaman dan tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan cahaya matahari dan unsur hara tanaman.
Jarak tanam rapat akhir-akhir ini dianjurkan karena jeruk telah berproduksi pada umur 3-4 tahun, saat ini tajuk belum maksimum. Menjelang tajuk maksimum umur 10 thn tanaman dapat menghasilkan 5-6 X panen secara penuh. Dengan cara demikian produksinya akan lebih tinggi dan keuntungan akan lebih banyak. Jarak  tanam yang dianjurkan 5X5 m, 4X4 m, atau 4X5 m.
Pemupukan
Pemupukan sangat perlu dilakukan karena kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman terbatas, dan pada setia periode umur tanaman jeruk banyak menguras ketersediaan hara tanah.
Jarak jeruk membutuhkan pupuk organik (pupuk kandang/kompos) dan pupuk anorganik (urea, TSP, dan KCL). Pupuk organik dibutuhkan untuk meningkatkan humus didalam tanah sehingga tanah yang padat dapat diubah menjadi remah/gembur. Sedangkan pupuk anorganik diperlukan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang digunakan dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. Dosis pemupukan anjutran sementara tanaman jeruk
Umur
(th)
Pukan
(Kg/ph)
Urea
(gr/ph)
SP-36
(gr/ph)
ZK
(gr/ph)
1 20 200 25 100
2 40 400 50 200
3 60 600 75 300
4 80 800 100 400
5 100 1000 125 500
6 120 1200 150 600
7 140 1400 175 700
8 160 1600 200 800
>8 200 1800-2000 200 800

Waktu dan Cara Pemberian

Untuk tanaman yang belum berbuah, pemupukan dilakukan 2 X setahun pada awal akhir musim hujan, masing-masing 1/2 dosis yang ditentukan. Sedang untuk tanaman yang sudah berbuah pemupukan dilakukan 3 X setahun.
Pemupukan pertama dilakukan sebelum bunga muncul, sebanyak 2/5 bagian dari dosis pertahunnya. Pemupukan kedua pada saat pemasakan buah sebanyak 1/5 bagian. Sisanya diberikan pada pemupukan ketiga, beberapa saat setelah panen.
Penyiangan dan Perbaikan Drainase Kebun
Penyiangan gulma disekitar pokok tanaman dan gulma epipit yang sering menumpang pada tanaman dilakukan secara berkala. Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan secara manual dengan sangat hati-hati. Jika terlalu dalam penyiangan gulma disekililing pokok tanaman akan merusak perakaran dan jika kurang hati-hati mengendalikan epipit, tanaman akan patah dan terluka. Bagi kebun yang sering kelebihan air perlu diatur drainase pembuangan air, agar saat musim hujan kebun tidak tergenang, kalau sering tergenang akan mengakitkan berkembangnya cendawan akar dan gulma akan lebih panjang. Sealiknya kalau kebun berada pada daerah kering perlu dibantu dengan pemberian air melalui penyiraman parit-parit atau secara penyiraman langsung.
Pemangkasan, Penjarangan Buah.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk pohon agar tumbuh simestris, tajuk yang tumbuh simestris dapat menangkap sinar matahari secara efisien.
Pemangkasan dilakukan sejak tanaman masih kecil agar pembentukan tajuk terarah dan terkendali, kemudian pemangkasn dilanjutkan lagi agar cabang-cabang tumbuh simetris.
Pemangkasan dilakukan untuk membuang tunas-tunas liar dan ranting-ranting yang tumbuh mengarah kedalam tajuk pohon. Disamping itu pemangkasan dimaksudkan untuk membuang ranting-ranting yang mati dan terserang penyakit, terutama sekali adanya gejala terserang CVPD.
Batasi pemangkasan untuk tujuan-tujuan tertentu saja. Pemangkasan yang tidak perlu benar janga dilakukan, karena akan melemahkan pohon. Setiap luka bekas pemangkasan sebaiknya diolesi dengan cat agar air bersama spora cendawan tidak mudah meresap kedalam tanaman.
Buah pertama sebaiknya dibuang. jika ingin memelihara sebaiknya cukup 40% saja. Pembuangan buah pertama ini dimaksudkan untuk mempersiapkan pohon agar benar-benar kuat pada musim berikutnya . Tanaman muda yang dibiarkan berbuah lebat akan menjadi lemah sehingga akan mudah terserang hama dan penyakit.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala utama dalam peningkatan produksi jeruk baik kualitas maupun kuantitas. Pengendalian terhadap serangan hama dan penyakit mutlak diperlukan untuk menekan kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya.
Strategi pengendalian dan pengelolaan hama dan penyakit tanaman jeruk yang tepat perlu diterapkan baik pada pembibitan dan tanaman dewasa dilapangan.
Bibit bebas penyakit yang dibudidayakan bukanlah berarti bibit yang tahan terhadap penyakit. Kondisi lingkungan dimana bibit ini dibudidayakan sangat mempengaruhi bibit ini untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk itu upaya pengendalian hama dan penyakit mutlak dilakukan agar bibit yang bebas penyakit ini dapat berproduksi sesuai dengan yang diharapkan.
Pengenalan hama dan penyakit serta gejala serangannya adalah sangat penting untuk menentukan strategi pengendaliannya yang tepat. Kekeliruan identifikasi jenis OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang menyerang tanaman jeruk serta pengenalan gejala serangan berakit pada kekeliruan strategi pengendalian sehingga akan berdampak negatif.
Dalam melakukan identifikasi/pengenalan dan pengendalian hama dan penyakit jeruk, diharapkan petani dapat berkonsultasi dengan petugas dilapangan