KEBUN TEH
Artikel
Agrowisata Perkebunan Teh Malabar
11 Juli 2009
Apa yang bisa dilihat ?
Pemandangan alam yang diliputihamparan kebun teh yang menghijau, sementara di sela-selanya para pemetik tehtengah bekerja dengan gembira.
1. Wisma Malabar, didirikan pada tahun1894 mulanya sebagai kantor dan kediaman KAR Boscha.
2. Wisma Melati, didirikan pada tahun1908, mulanya merupakan kediaman deputi manajer pertama Malabar, kini dikelolasebagai penginapan bagi wisatawan.
Perumahan para pekerja perkebunan,dengan gaya khas arsitektur Sunda, pertama dibangun tahun 1890
Makam Boscha yang dinaungi olehpepohonan di sebuah hutan kecil. Tempat ini dahulu merupakan tempat iaberistirahat setelah lelah menginspeksi kebun-kebun teh
Gunung Nini, walaupun hanya sebuahbukit, banyak dikunjungi para wisatawan untuk menikmati pemandangan yangmenakjubkan dari pegunungan yang melingkungi Malabar, Situ Cileunca, danmatahari terbit di antara Gunung Wayang dan Windu.
Pabrik Teh Tanara yang didirikantahun 1905 dan kini dikenal sebagai Pabrik Teh Malabar terus memproduksi tehdataran tinggi yang berkualitas baik dan terkenal di dunia. Pabrik yang kiniberdiri merupakan pengganti dari pabrik pertama yang hancur pada Perang DuniaII.
Kebun bibit pada awalnya di tahun1896 ditanami bibit Teh Assam. Melalui budidaya, bibit-bibit teh daripohon-pohon teh setinggi 7 meter ini dikembangkan di sejumlah lahan perbibitandi beberapa tempat.
Tamu khusus pabrik dapat menikmatipemandian air panas alami Tirta Camelia.
Air terjun Cilaki dan pembangkitlistrik tenaga air yang didirikan atas perintah KAR Boscha dan sampai kinimenjadi penyedia energi listrik bagi pabrik teh dan perumahan karyawan.
Sekolah pertama yang pada tahun 1913dibangun berlokasi di kebun teh Ciemas menjadi sarana pendidikan bagiputra-putri karyawan perkebunan
KARBoscha
Karel Albert Rudolf Boscha lahir diS`Gravenhage, Belanda. Ia tiba di Indonesia pada tahun 1887 dan mempelajaribudidaya teh di Sinagar Sukabumi, Jawa Barat.
Tahun 1896, ia diangkat menjadimanajer perkebunan Teh Malabar sampai ia wafat pada tahun 1928.
Boscha tidak hanya dikenal di duniabudidaya teh. Ia banyak menyumbangkan pikiran, tenaga, dan dana bagikepentingan-kepentingan sosial dan pembangunan kota Bandung, sepertiObservatorium Bintang Boscha di Lembang, Bala Keselamatan di Jl. Jawa, sekolahbagi penyandang tuna rungu dan tuna wicara, Telefoon Maatschappij voor Bandungen Preanger di Jl Tegallega (kini PT INTI), serta kompleks Nederlands-IndischeJaarbeurs (Pekan Raya) yang kini menjadi kantor Kologdam.
Ia menjadi ketua Biro Spesialis Teh(tahun 1910) dan ketua Pertanian Percobaan (tahun 1917) dan anggota dewanpenyantun untuk Tehnische Hogerschool (kini ITB) sampai tahun 1928. Ia pulayang mendirikan Institut Kanker dan yang pertama memperkenalkan satuan hektardan kilometer untuk menggantikan satuan tradisional pal dan bahu. Atasjasa-jasanya, ia diangkat sebagai warga kehormatan kota Bandung dan kininamanya diabadikan pula sebagai nama sebuah jalan di utara Bandung.
This entry was posted on Sabtu, 03 Desember 2011
, 22.57 and is filed under KEBUN TEH. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response.